Friday, May 16, 2014

Menara Kudus Bangunan Hindu atau Islam?



Banyak pendapat tentang sejarah berdirinya masjid menara Kudus. Ada yang bilang masjid ini adalah bangunan peninggalan Umat Hindu yang bermukim di Kudus, kemudian datang Syekh Ja’far Shodiq (Sunan Kudus) yang mengubah bangunan itu menjadi tempat ibadah Umat Islam. Namun pendapat itu adalah salah.
Jika benar menara Kudus adalah bangunan Hindu, bisa kita lihat kemana arah menghadapnya. Bangunan Menara Kudus terdapat sebuah pintu masuk berupa tangga di sebelah barat bangunan. Hal ini menunjukan bahwa Menara ini menghadap kearah barat. Sementara kalau ini bangunan peninggalan Hindu, harusnya bangunan ini menghadap gunung. Karena tempat ibadah umat Hindu menghadap ke Gunung. Yang pada daerah Kudus terletak di arah Utara.
Bukti kedua kalau Menara ini bukan bangunan Hindu bisa kita lihat pada dinding Menara ini. Jika ini Menara hindu, seharusnya ada pahatan Arca atau patung-patung yang dianggap Umat Hindu sebagai Dewa. Sementara pahatan pada dinding Menara ini hanya relief daun-daun dan akar.
Ada yang bilang Menara Kudus ini dibawa Sunan Kudus dari daerah lain dengan menggunakan sebuah sapu tangan. Namun hal ini juga tidak benar. Alasan Menara dan Masjid Menara Kudus ini dibangun adalah salah satu Syi’ar Sunan Kudus dalam menyebarkan Agama Islam di daerah Kudus yang pada saat itu banyak bermukim Umat Hindu di daerah ini.
Sunan Kudus adalah utusan Sultan daerah Demak pada masa itu. Beliau masih keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Sunan Kudus menyebarkan Agama Islam dengan cara berdagang dan berdakwah dengan membawa Sapi sebagai media dakwah. Karena Sapi adalah hewan yang paling dihormati oleh Umat Hindu. Karena itulah orang Kudus sekarang dilarang menyembelih sapi.
Tujuan didirikan Menara itu sebenarnya sebagai tempat adzan pada masa itu. Karena pada zaman dahulu belum ada pengeras suara. Hal ini dibuktikan dengan adanya Bedug peninggalan Sunan Kudus diatas Menara. Sementara alasan Menara itu menyerupai bentuk bangunan Hindu adalah untuk menarik minat umat Hindu agar mau mendengarkan dakwah Sunan Kudus. Bangunan Menara Kudus ini memiliki banyak filosofi. Seperti yang terdapat pada dinding Menara ini terdapat daun-daunan yang melambangkan kehidupan. Selain itu juga terdapat piring-piring dari China, karena di daerah itu juga banyak masyarakat China.
Tempat Sunan Kudus berdakwah dan berdagang dahulu adalah di Pasar Bubar yang sekarang menjadi pangkalan ojek Menara. Sementara Sunan Kudus pada masa itu tinggal di daerah yang sekarang kita kenal dengan nama Desa Langgardalem. Dakwah Sunan Kudus di Pasar itulah yang menjadi cikal bakal usaha masyarakat Kudus yang sebagian besar adalah pedagang. Selain itu masyarakat Kudus juga dikenal Santri dan rajin mengaji. Sehingga muncul istilah Jigang yang berarti Ngaji dan Dagang.
Pada zaman dahulu Masjid Menara Kudus tidak sebesar sekarang ini. Karena dahulu Umat Islam di daerah ini masih sedikit. Masjid Menara ini diberi nama Masjid Al-Aqsho. Masjid Menara ini berdampingan dengan Menara Kudus karena Menara sebagai tempat Azan dan Masjid sebagai tempat Shalat.
Ada mitos mengatakan kalau di bawah Menara terdapat Air Kehidupan. Namun yang dimaksud Air Kehidupan ini hanya Filosofi saja. Memang benar terdapat Sumur di bawah menara ini. Air memang memiliki arti sumber kehidupan. Dan inilah yang membuat masyarakat salah faham tentang maksud Air Kehidupan.
Di Masjid Menara Kudus terdapat tradisi Buka Luwur yang berarti Membuka Tirai yang terdapat pada Makam Sunan Kudus. Tradisi ini selalu diadakan setiap tanggal 10 Muharram dengan pemotongan hewan seperti kerbau dan kambing yang kemudian di masak dan dibagikan kepada warga Kudus.

Narasumber: Sdr. Denny “Staff Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus”
Reporter: Colah, Jamal, Riska, Rike

No comments:

Post a Comment